Bahan ini saya berikan pada saat sharing dan PD (Persekutuan doa) bareng temen-temen pengurus PMK MIPA UGM tahun 2012 dan calon pengurus tahun 2013, kemarin tanggal 15 Februari di Mipa selatan, ruang M213. feel free to read it. if you want to use it, dont forget to cite here :D
======================================================================
======================================================================
bacaan alkitab
2 Timotius:
7-9
-
Allah
memberi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.
-
Jangan
malu bersaksi, melainkan ikut menderita.
-
Dialah
menyelamatkan dan memanggil kita bukan berdasarkan perbuatan kita, namun karena
kasih karunia
-
-
siapa yang memanggil, siapa yang dipanggil, dipanggil untuk apa?
Kalo
diperhatikan lebih seksama, Paulus ketika menulis surat-surat kepada Timotius
bukan tanpa alas an. Fakta bahwa Timotius merupakan anak iman bisa kita temui
pada 1 Timotius 1: 2. Bisa dikatakan bahwa Paulus telah memilih dan mendidik
Timotius untuk melanjutkan tongkat estafet dalam melayani jemaat Allah. Paulus
menasihati Timotius, memberi kabar, juga memberikan kuasa untuk memimpin dan
mengajar.
Persekutuan
Mahasiswa Kristen, sebagai bentuk jemaat Allah di lingkup kampus merupakan
salah satu ladang pelayanan dan pertumbuhan iman bagi temen-temen semasa
kuliah. Tentunya ladang itu ga cuma PMK saja, bisa saja ladang itu di gereja,
di lembaga antar kampus, atau juga lembaga dengan misi tertentu.
Salah satu
visi yang terus diestafetkan di PMK mipa dalah membentuk generasi untuk menjadi
terang dan garam dunia. Kalau dipikir, menjalankan visi ini dan meneruskannya
ke tiap generasi bukan perkara mudah, kepengurusan selalu berubah, tiap tahun
selalu masuk mahasiswa dengan latar belakang berbeda. Tapi kasih Tuhan selalu
menyertai PMK MIPA UGM, walaupun visi ini telah dibentuk dari awal PMK MIPA
berdiri, namun hingga sekarang, visi ini tetap bertahan.
Salah satu
kunci regenerasi adalah adanya keterlibatan personil untuk meneruskan visi ini.
Salah satu keistimewaan kepengurusan PMK MIPA adalah mereka akan disebut
pelayan, pelayan buat Tuhan dalam seragam PMK.
Filosofi tentang pelayanan itu seperti apa? Salah satu pandangan saya
pada masuk kampus MIPA dan ikut PU awal-awal kuliah adalah seorang pelayan
adalah orang yang main musik, bawa renungan, masuk ke kepanitiaan, sesuatu yang
kelihatan jelas. Pada akhirnya, saya sadar, bahwa pelayanan itu bukan hal-hal
yang seperti itu. Namun pelayanan memberikan sesuatu bagi orang lain, entah itu
seiman atau tidak, membersihkan kamar mandi kosan, menyapu halaman, memberi
tumpangan temen, menyiapkan bangku buat PU, menjenguk temen sakit, memberi
salam dan saliman n saling menguatkan juga merupakan pelayanan. Hal-hal yang
kecil seperti itu yang membuat orang lupa untuk melakukannya n memandang remeh,
mereka, termasuk jug saya, lebih suka kerja dan sibuk dengan hal yang nampak.
Pernah suatu ketika, saya sibuk gara-gara aktivitas sebagai pengurus, dari jam
9-10 pagi sampai jam 9 malam. Pulang-pulang capek dan mau saat teduh, saya
bertanya pada diri sendiri, kenapa saya mau melakukannya, siapa yang
sesungguhnya saya layani, ada orang yang terbekati dengan apa yang saya
kerjakan. Akhirnya dalam perenungan, hal itu lebih sibuk buat diri sendiri
daripada sibuk untuk Tuhan (mengutip dari istilah kak Marga).
Setiap
orang memiliki pandangan sendiri tentang pelayanan yang mereka lakukan. Ada
yang melakukannya karena di situlah keluarga sesama orang Kristen berada, ada yang aktif karena di situlah
mereka bisa mengasah kemampuan soft skill dalam berbicara, manajemen emosi,
juga bertindak. Ada juga sebagai bentuk ucapan syukur karena kasih karunia
Allah kepada dirinya, membuat dirinya bertumbuh. Bisa juga karena melayani itu
menyenangkan karena di situlah bisa berbagi sesama kawan sekerja Allah. Apa itu
salah? Tidak salah, kadang saya juga mengamini pikiran tersebut. Namun bila
boleh menyanggahnya, saya menyadari pikiran itu dipengaruhi oleh latar belakang
yang berbeda, baik itu gereja / interdenominasi, maupun daerah dengan basis
gereja tertentu. Hal utama yang seharusnya dimiliki oleh setiap pelayan adalah
pelayanan itu panggilan. Ada tiga hal panggilan sebagai orang Kristen, yaitu
panggilan untuk percaya, kita telah dipanggil Allah untuk percaya anugerah
keselamatan. Berikutnya adalah panggilan untuk mengikut Dia. Akan selalu ada
harga yang harus dibayar untuk mengikut sesuatu, secara tegas Tuhan Yesus
mengatakan, barangsiapa hendak mengikut Aku, dia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya, dan mengikut Aku. Berikutnya adalah kita dipanggil untuk
melayani Dia, kita harus mempersembahkan seluruh tubuh kita.
Ketiganya
bermuara untuk hidup serupa dengan Kristus, meniru Kristus. Bukankah dosa yang
telah menyebabkan manusia telah kehilangan rupa Allah dan malah mencemarkannya
dengan kejahatan leluhur kita, papah Adam dan mamah Hawa :D
Satu yang
saya lihat adalah sering dari bebrapa temen-temen membandingkan antara peranan
ketua, coordinator, maupun anggota. Sie PU berbeda kadar kerohaniannya dengan
sie olahraga, atau juga antar jabatan. Satu yang yang harus kita lihat dari
refleksi Tuhan Yesus pada orang kaya dan janda miskin, di situ janda miskin
memberi dengan kekurangannya, namun juga Yesus tidak mengecam orang kaya dengan
kekayaannya. Semuanya mendapat bagiannya masing-masing, yang terutama adalah
memberis sesuai kerelaan hatinya.
Demikian
juga pelayanan, tidak ada yang terbesar maupun terkecil, yang membedakan adalah
jenis tanggung jawabnya. Semua mendapat bagiannya masing-masing sesuai
kemampuannya.
Demikian
juga hal besi menajamkan besi, tidak ada jaminan melayani itu akan selalu
menyenangkan, menggembirakan. Bahkan kadang mendapat luka di hati, disakiti,
menyakiti, potensi itu bakal terjadi karena adanya gesekan. Kedekatan antar
personil akan memberikan potensi tersebut karena semuanya menjalankan peran
masing-masing, membawa kepentingan masing-masing. Justru karena itulah
seseorang akan belajar untuk mengampuni orang lain, belajar un tuk menjaga sikap,
memurnikan hati karena kasih Allah lebih besar dari rasa sakit hati itu
sendiri.
Kadang bagi
temen-temen yang baru bergabung dengan pelayanan akan timbul yang namanya keraguan,
ketakutan untuk memulai sesuatu. Inget, ketakutan tidak akan menambah sehastapun
hidup kita. Bahkan karena Tuhan telah memanggil, Dia pula yang memberi
perlengkapan yang kita butuhkan (Ibrani 13: 21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar