Halaman

Minggu, 17 Februari 2013

Sharing dan PD Pengurus PMK MIPA UGM



Bahan ini saya berikan pada saat sharing dan PD (Persekutuan doa) bareng temen-temen pengurus PMK MIPA UGM tahun 2012 dan calon pengurus tahun 2013, kemarin tanggal 15 Februari di Mipa selatan, ruang M213. feel free to read it. if you want to use it, dont forget to cite here :D
======================================================================
bacaan alkitab
2 Timotius: 7-9
-          Allah memberi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.
-          Jangan malu bersaksi, melainkan ikut menderita.
-          Dialah menyelamatkan dan memanggil kita bukan berdasarkan perbuatan kita, namun karena kasih karunia
-          - siapa yang memanggil, siapa yang dipanggil, dipanggil untuk apa?

Kalo diperhatikan lebih seksama, Paulus ketika menulis surat-surat kepada Timotius bukan tanpa alas an. Fakta bahwa Timotius merupakan anak iman bisa kita temui pada 1 Timotius 1: 2. Bisa dikatakan bahwa Paulus telah memilih dan mendidik Timotius untuk melanjutkan tongkat estafet dalam melayani jemaat Allah. Paulus menasihati Timotius, memberi kabar, juga memberikan kuasa untuk memimpin dan mengajar.
Persekutuan Mahasiswa Kristen, sebagai bentuk jemaat Allah di lingkup kampus merupakan salah satu ladang pelayanan dan pertumbuhan iman bagi temen-temen semasa kuliah. Tentunya ladang itu ga cuma PMK saja, bisa saja ladang itu di gereja, di lembaga antar kampus, atau juga lembaga dengan misi tertentu.
Salah satu visi yang terus diestafetkan di PMK mipa dalah membentuk generasi untuk menjadi terang dan garam dunia. Kalau dipikir, menjalankan visi ini dan meneruskannya ke tiap generasi bukan perkara mudah, kepengurusan selalu berubah, tiap tahun selalu masuk mahasiswa dengan latar belakang berbeda. Tapi kasih Tuhan selalu menyertai PMK MIPA UGM, walaupun visi ini telah dibentuk dari awal PMK MIPA berdiri, namun hingga sekarang, visi ini tetap bertahan.

Salah satu kunci regenerasi adalah adanya keterlibatan personil untuk meneruskan visi ini. Salah satu keistimewaan kepengurusan PMK MIPA adalah mereka akan disebut pelayan, pelayan buat Tuhan dalam seragam PMK.
Filosofi tentang pelayanan itu seperti apa? Salah satu pandangan saya pada masuk kampus MIPA dan ikut PU awal-awal kuliah adalah seorang pelayan adalah orang yang main musik, bawa renungan, masuk ke kepanitiaan, sesuatu yang kelihatan jelas. Pada akhirnya, saya sadar, bahwa pelayanan itu bukan hal-hal yang seperti itu. Namun pelayanan memberikan sesuatu bagi orang lain, entah itu seiman atau tidak, membersihkan kamar mandi kosan, menyapu halaman, memberi tumpangan temen, menyiapkan bangku buat PU, menjenguk temen sakit, memberi salam dan saliman n saling menguatkan juga merupakan pelayanan. Hal-hal yang kecil seperti itu yang membuat orang lupa untuk melakukannya n memandang remeh, mereka, termasuk jug saya, lebih suka kerja dan sibuk dengan hal yang nampak. Pernah suatu ketika, saya sibuk gara-gara aktivitas sebagai pengurus, dari jam 9-10 pagi sampai jam 9 malam. Pulang-pulang capek dan mau saat teduh, saya bertanya pada diri sendiri, kenapa saya mau melakukannya, siapa yang sesungguhnya saya layani, ada orang yang terbekati dengan apa yang saya kerjakan. Akhirnya dalam perenungan, hal itu lebih sibuk buat diri sendiri daripada sibuk untuk Tuhan (mengutip dari istilah kak Marga).
 
Setiap orang memiliki pandangan sendiri tentang pelayanan yang mereka lakukan. Ada yang melakukannya karena di situlah keluarga sesama orang Kristen  berada, ada yang aktif karena di situlah mereka bisa mengasah kemampuan soft skill dalam berbicara, manajemen emosi, juga bertindak. Ada juga sebagai bentuk ucapan syukur karena kasih karunia Allah kepada dirinya, membuat dirinya bertumbuh. Bisa juga karena melayani itu menyenangkan karena di situlah bisa berbagi sesama kawan sekerja Allah. Apa itu salah? Tidak salah, kadang saya juga mengamini pikiran tersebut. Namun bila boleh menyanggahnya, saya menyadari pikiran itu dipengaruhi oleh latar belakang yang berbeda, baik itu gereja / interdenominasi, maupun daerah dengan basis gereja tertentu. Hal utama yang seharusnya dimiliki oleh setiap pelayan adalah pelayanan itu panggilan. Ada tiga hal panggilan sebagai orang Kristen, yaitu panggilan untuk percaya, kita telah dipanggil Allah untuk percaya anugerah keselamatan. Berikutnya adalah panggilan untuk mengikut Dia. Akan selalu ada harga yang harus dibayar untuk mengikut sesuatu, secara tegas Tuhan Yesus mengatakan, barangsiapa hendak mengikut Aku, dia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Berikutnya adalah kita dipanggil untuk melayani Dia, kita harus mempersembahkan seluruh tubuh kita.
Ketiganya bermuara untuk hidup serupa dengan Kristus, meniru Kristus. Bukankah dosa yang telah menyebabkan manusia telah kehilangan rupa Allah dan malah mencemarkannya dengan kejahatan leluhur kita, papah Adam dan mamah Hawa :D

Satu yang saya lihat adalah sering dari bebrapa temen-temen membandingkan antara peranan ketua, coordinator, maupun anggota. Sie PU berbeda kadar kerohaniannya dengan sie olahraga, atau juga antar jabatan. Satu yang yang harus kita lihat dari refleksi Tuhan Yesus pada orang kaya dan janda miskin, di situ janda miskin memberi dengan kekurangannya, namun juga Yesus tidak mengecam orang kaya dengan kekayaannya. Semuanya mendapat bagiannya masing-masing, yang terutama adalah memberis sesuai kerelaan hatinya. 

Demikian juga pelayanan, tidak ada yang terbesar maupun terkecil, yang membedakan adalah jenis tanggung jawabnya. Semua mendapat bagiannya masing-masing sesuai kemampuannya. 

Demikian juga hal besi menajamkan besi, tidak ada jaminan melayani itu akan selalu menyenangkan, menggembirakan. Bahkan kadang mendapat luka di hati, disakiti, menyakiti, potensi itu bakal terjadi karena adanya gesekan. Kedekatan antar personil akan memberikan potensi tersebut karena semuanya menjalankan peran masing-masing, membawa kepentingan masing-masing. Justru karena itulah seseorang akan belajar untuk mengampuni orang lain, belajar un tuk menjaga sikap, memurnikan hati karena kasih Allah lebih besar dari rasa sakit hati itu sendiri.

Kadang bagi temen-temen yang baru bergabung dengan pelayanan akan timbul yang namanya keraguan, ketakutan untuk memulai sesuatu. Inget, ketakutan tidak akan menambah sehastapun hidup kita. Bahkan karena Tuhan telah memanggil, Dia pula yang memberi perlengkapan yang kita butuhkan (Ibrani 13: 21)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar