“Ada dua Tuhan, satu yaitu yang menciptakan kita semua, satu
lagi diciptakan olehmu (manusia). Kita tak tahu apa-apa tentang Tuhan yang
menciptakan kita. Tetapi Tuhan yang kamu (manusia) ciptakan persis seperti
dirimu” – Peekay
Bagi saya, sebuah film yang bagus adalah film yang membuat
saya berpikir melebihi tema film tersebut. Tidak masalah, apakah film tersebut
berupa film animasi, film dengan bujet besar, tetapi film yang bukan hanya
membawa cerita secara menarik namun juga membuat penonton yang berdiskusi
tentang tema film beserta printilannya.
Banyak yang membandingkan antara film India “3 Idiots”
dengan “PK”. Bisa dimaklumi karena kedua film tersebut sama-sama dibintangi
oleh Aamir Khan dan disutradarai oleh Rajkumar Hirani. Keduanya sukses
menghibur dan juga sukses membuat penontonnya berpikir lebih dalam. Secara
komersial, kedua film tersebut memberikan pendapatan yang dahsyat kepada
pembuatnya.
Alien, cinta, Tuhan hilang, persepsi, agama, bohong, salah
sambung, serta pengkerdilan Tuhan merupakan kata kunci yang saya tangkap
setelah selesai menonton film “PK”. Alur yang mengalir paralel kemudian
disisipi alur mundur dibawakan secara menarik. Durasi film ini yaitu 2,5 jam.
Namun tidak membuat saya melirik jam, karena memang tidak ada hal yang
diulang-ulang dalam film ini. Teteup,
ciri khas film India yaitu menyanyi dan menari oleh para pemainnya. Namun ciri
khas saya rasa tidak mengganggu. Biasanya bila menonton film India, maka saya
anggap hal itu waktu untuk istirahat sejenak, ngulet-uletke awak. Namun adegan menari dan menyanyi ditampilkan
dengan sensasi humor yang pas. Tidak lebai lucunya.
Manusia itu lemah dan tidak mengetahui apa-apa. Kebanyakan
orang yang menyembah Tuhan memiliki delusi bahwa ritus yang dilakukannya adalah
pakem dan paling menyenangkan Tuhan. Sebenarnya tidak. Manusia melakukan
serangkaian aktivitas rohani karena mengikuti pedoman dari patron yang mereka
anggap dekat dengan Tuhan. Apabila rangkaian tersebut terbatas pada aktivitas mekanis
saja tanpa pemaknaan di dalamnya, maka hal tersebut akan menjadi kosong.
Insting dasar manusia. Manusia memang lemah namun mereka
juga memiliki insting bertahan untuk hidup. Insting bertahan hidup tersebut
tertulis di dalam jiwa manusia. Insting tersebut berhubungan dengan harapan
bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini. Biasanya, masalah ini “digoreng”
secara baik oleh orang yang mengaku dekat dengan Tuhan. Harapan untuk lebih
baik kadang dipangkas dengan sejumlah prasyarat. Hasrat untuk menguasai,
memaksakan isi pikiran, serta menyeragamkan kehendak menjadi tenar ketika
didukung oleh mayoritas.
Cinta sebagai bahasa universal. Pada salah satu adegan,
Peekay (Aamir Khan) mempertanyakan penggunaan patung dalam sembahyang agama
Hindu. Manusia adalah makhluk yang menyukai simbol-simbol. Dengan simbol,
manusia berkomunikasi di luar dirinya, baik itu kepada sesama manusia, maupun
kepada Zat Yang Berkuasa. Celakanya, komunikasi itu menjadi kerdil dalam simbol
yang dibuat. Seharusnya, simbol itu adalah bentuk penginderaan, tetapi semakin
lama makna simbol tersebut kabur dan menjadi beku dan kaku. Tidak salah apabila
Peekay menanyakan di mana letak baterai pada patung dewa, apa beda “keampuhan”
patung seharga 20, 50, dan 200 rupee.
Akhir cerita “PK” benar-benar di luar dugaan. Justru hal ini
yang menjadikan menarik. Sedari awal, penonton telah digiring bahwa Peekay
adalah alien atau dalam bahasa maknanya adalah bayi. Bayi tidak memilikilabel
agama di tubuhnya. Bayi dalam perkembangannya akan sering bertanya pada segala
hal. Dan bayi akan berbohong pertama kali pada orang yang dicintainya.
Aku suka banget film ini. Benar2 keren! Mengagumkan! 😁
BalasHapus